Bagi yang ingin terjun jadi affiliate, kalian harus tahu perbedaan affiliate dan affiliator. Walau sederhana, istilah itu ternyata punya beberapa perbedaan.
Seperti kita ketahui bersama, affiliate marketing sekarang lagi naik daun banget.
Tak cuma di kalangan konten kreator, tapi juga pelaku UMKM, ibu rumah tangga, sampai mahasiswa, semua mulai melirik peluang ini.
Kenapa? Karena sistemnya simpel dan bisa dikerjakan dari mana saja.
Cukup membuat konten, sebar link produk, dan kamu bisa meraih komisi dari setiap penjualan yang terjadi lewat link tersebut.
Apalagi, ada banyak contoh orang yang sukses meraih cuan fantastis dengan menggeluti dunia affiliate.
Selain tak perlu stok barang, sistem affiliate juga memungkinkan siapa pun untuk terjun ke dunia jualan online tanpa modal besar.
Namun, walau terlihat mudah, masih banyak yang keliru soal istilah-istilah dasarnya.
Salah satu yang paling sering bikin bingung adalah perbedaan affiliate dan affiliator.
Dua istilah tersebut memang sering muncul bersamaan, bahkan sering dianggap sama.
Padahal, keduanya punya makna dan fungsi yang beda.
Tampak sederhana, tetapi bila tahu perbedaan affiliate dan affiliator, kamu bakal lebih siap untuk mulai dan mampu lebih cepat mendapatkan hasil.
Biar tidak keliru, yuk kita bahas tuntas perbedaan affiliate dan affiliator, plus tips biar kamu bisa jadi affiliator yang sukses dan cuan terus!
Table of Contents
Tambahkan Teks Tajuk Anda Di Sini
Ingin jadi affiliator yang cuan maksimal?
Perbedaan Affiliate dan Affiliator
Supaya kamu mendapatkan gambaran utuh soal perbedaan affiliate dan affilitor, artikel berikut akan menjelaskannya dari dua aspek, yaitu pengertian dan hubungan keduanya.
Apa Itu Affiliate?
Affiliate adalah sistem atau program pemasaran yang biasanya disediakan oleh platform atau brand.
Tujuannya adalah untuk memperluas jangkauan promosi produk tanpa harus menggunakan iklan konvensional yang mahal.
Lewat sistem ini, siapa pun bisa ikut bergabung sebagai bagian dari tim promosi—tanpa harus stok barang atau repot mengurus pengiriman.
Dalam program affiliate, peserta akan diberikan link unik atau kode referral yang bisa dibagikan ke audiens.
Ketika ada orang yang membeli lewat link tersebut, maka peserta (disebut affiliator) akan mendapatkan komisi sesuai dengan ketentuan program.
Jadi, affiliate = sistem atau mekanismenya.
Tanpa sistem ini, tidak akan ada jalur resmi untuk seseorang bisa mempromosikan dan mendapatkan komisi dari sebuah produk.
Siapa Itu Affiliator?
Affiliator ialah orang yang bergabung ke dalam program affiliate dan aktif mempromosikan produk tertentu.
Mereka biasanya seorang content creator, influencer, atau siapa pun yang punya audiens, baik itu di media sosial, blog, hingga grup komunitas.
Tugas affiliator adalah mengemas promosi dengan cara yang menarik agar audiens tertarik membeli produk lewat link atau kode yang dibagikan.
Affiliator-lah yang jadi ujung tombak dari sistem affiliate, karena merekalah yang menjalankan strategi kontennya di lapangan.
Jadi, affiliator = orang yang menjalankan sistemnya.
Mereka yang terlibat langsung dalam proses promosi dan berkontribusi terhadap penjualan.
Apakah Affiliate dan Affiliator Sama?
Berdasarkan perbedaan tersebut, affiliate dan affilitor punya saling beririsan dan saling berkaitan.
Singkatnya:
- Affiliate = programnya
- Affiliator = pelakunya
Keduanya tak bisa dipisahkan.
Tanpa affiliator, program affiliate tidak punya tenaga promosi.
Tapi tanpa program affiliate, affiliator juga tak memiliki sistem untuk mendapatkan komisi.
Makanya, kalau kamu ingin mulai cari cuan lewat internet, penting banget buat paham peran kamu dalam sistem ini.
Apakah kamu ingin menciptakan program affiliate? Atau kamu lebih tertarik jadi affiliator yang aktif promosiin produk?
Cara Agar Menjadi Affiliator yang Sukses
Biar jadi affiliator nggak cuma modal semangat, tapi juga strategi!
Sudah paham ‘kan sekarang bedanya?
Nah, bila kamu mau serius terjun sebagai affiliator dan pengen dapet hasil maksimal, ini beberapa cara yang bisa diterapkan:
1. Pilih Produk yang Sesuai dengan Target
Jangan asal ambil produk.
Pastikan produk yang kamu promosikan “nyambung” sama minat followers supaya lebih mudah banyak produk yang terjual.
Jika audiens kamu mayoritas ibu rumah tangga, produk perlengkapan dapur mungkin lebih cocok daripada barang elektronik gaming.
Relevansi produk membuat promosi lebih natural dan tak terkesan jualan maksa.
2. Kenali Produk yang Kamu Promosikan
Semakin paham kamu dengan produk, kian mudah bikin konten yang meyakinkan.
Tidak harus pakai sendiri, tapi minimal tahu manfaat, cara kerja, dan keunggulannya dibanding produk lain.
Dengan begitu, kamu bisa jawab pertanyaan dari followers dan bikin mereka lebih percaya buat beli produk lewat link yang kamu kirim.
3. Konsisten Bikin Konten
Sekali dua kali promosi belum tentu langsung cuan.
Affiliator sukses biasanya rajin bikin konten yang kreatif dan konsisten.
Coba variasikan jenis konten, dari review, unboxing, sampai tips dan tutorial, agar audiens tidak bosan.
Jangan karena fokus program affiliate, semua konten tentang berjualan. Hal tersebut justru kurang disarankan.
4. Bangun Personal Branding
Orang lebih percaya sama konten kreator yang terlihat jujur dan punya ciri khas.
Bangun kepercayaan itu lewat gaya komunikasi yang autentik dan tentu tidak terlalu berlebihan.
Personal branding yang kuat bikin kamu lebih dikenal, bahkan dilirik langsung oleh brand untuk kerja sama eksklusif.
5. Gabung Komunitas yang Supportif
Contohnya Komunitas MEA. Di sana kamu bisa belajar bareng, dapet info campaign, bahkan dibimbing langsung supaya performamu makin naik.
Selain itu, kamu juga bisa networking dan sharing strategi bareng affiliator lain supaya makin berkembang bareng-bareng.
Itulah perbedaan affiliate dan affiliator yang perlu kamu ketahui bila tertarik untuk terjun di dunia ini. Cukup jelas, bukan?
Semoga bermanfaat!
***Foto: freepik.com